a. Fakta (Kenyataan)
Yaitu empiri yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam memahami fakta
(kenyataan ini ada beberapa aliran filsafat yang meberikan pengertian
yang berbeda-beda, diantaranya adalah positivisme, –ia hanya mengakui
penghayatan yang empirik dan sensual. Sesuatu sebagai fakta apabila ada
korespondensi antara yang sensual satu dengan yang sensual lainnya. Data
empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas
peneliti–. Fakta itu yang faktual ada phenomenology. Fakta bukan
sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau
diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti.
Tetapi subyektifitas di sini tidak berarti sesuai selera peneliti,
subyektif disini dalam arti tetap selektif sejak dari pengumpulan data,
analisis sampai pada kesimpulan.. Data selektifnya mungkin berupa ide ,
moral dan lain-lain. Orang mengamati terkait langsung dengan
perhatiannya dan juga terkait pada konsep-konsep yang dimiliki.
Kenyataan itu terkonstruk dalam moral realism, sesuatu itu sebagai nyata
apabila ada korespondensi dan koherensi antara empiri dengan skema
rasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar