Dikataka filsafat sebagai ilmu karena didalam pengertisn filasaft
mengandung empat pertanyaan ilmiah, bagaimana, mengapa, kemana, dan
apakah.
Pertanyaan bagaimana menanyakan sifat – sifat yang dpaat ditangkap
atau tmapak oleh indra. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya
bersifat deskriptif (penggambaran).
Pertanyaan mengapa menayakan tentang sebab (asal mula) suatu objek.
Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya bersifat kausalitas (sebab
akibat).
Pertanyaan kemana menanyakan apa yang terjadi di asa lampau, masa
sekarang dan masa yang akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga
jenis pengetahuan ,yaitu : pertama, pengetahuan yang timbul dari hal –
hal ayng selalu berulang – ulang (kebaisaan) yang nantinya pengetahuan
terdebut dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar
untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Kedua, pengetahuan yang
terkandung dalam adat istiadat/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam hal ini tidak dipermasahkan apakah pedoman tersebut selalu dipakai
atua tidak. Pedoma yang swlalu dipakai disebut hukum. Ketiga,
pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu
hal yang dijadikan pegangan. Tegasnya, pengetahuan yang diperoleh dari
ajawaban kemana adalah pengetahuan yang bersifat normatif.
Pertanyaan apakah yang menanyakan tentang hakikat atau inti mutlak
dari suatu hal. Hakikat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi
bersifat empiris sehingga hanya dapat dimengartu oleh a kal. Ajawaban
atau pengetahuan yang diperolehnya ini kita dapat mengatahui hal – hal
yang bersifat sangat umum, universal, abstrak.
Dengan demikian, kalau ilmu – ilmu yang lain (salain filsafat)
bergerak dari tidak tahu ke tahu, sedang ilmu filsafat bergerak dari
yang tidak tahu ke tahu selanjutnya ke hakikat.
Untuk mencari/memperoleh pengetahuan hakikat harusnya dilakukan
dengan abstraksi, yaitu suatu perbuatan akal untuk menghilangkan
keadaan, sifat – sifat yang secara kebetulan (sifat – sifat yang tidak
harus ada), sehingga akhirnya tinggal keadaan/sifat yang harus ada
(mutlak) yaitu substansia, maka pengetahuan hakikat dapat diperolehnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar